Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Berbagai cerita mitos maupun pantangan atau pamali masih menarik untuk dibahas di era sekarang ini. Hal tersebut menjadi sebuah kearifan lokal yang menjadi daya tarik sebuah daerah.
Salah satunya Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Sebagian masyarakatnya masih mematuhi dan melestarikan cerita urban yang ada di wilayahnya. Mereka menilai mitos dan pantangan tersebut merupakan warisan leluhur yang memiliki makna dan filosofi sendiri.
Uus Uswandi, Kepala Desa Karangkamulyan, mengatakan cerita urban itu merupakan sebuah kearifan lokal yang menarik. Khususnya untuk Desa Karangkamulyan, sebagian warga masih mematuhinya.
Salah satu contohnya warga Dusun Kedungcaung Karangkamulyan sejak dulu tidak boleh mengkonsumsi ikan bebeong atau baung. Apabila melanggar maka akan mendapatkan malapetaka. Ada juga larangan membangun rumah bertingkat dekat Situs Ciung Wanara peninggalan Kerajaan Galuh.
“Cerita mitos dan pantangan dari leluhur ini kami pandang sebuah kearifan lokal yang unik. Tentunya kami mengambil makna dan hikmah dari larangan orang tua dulu, karena tentunya secara logika hal itu bisa didefinisikan. Larangan itu tujuannya untuk pelestarian alam dan demi kebaikan kita,” ujar Uus, Minggu (27/8/2023).
Sejumlah Cerita Mitos dan Pantangan Desa Karangkamulyan
Larangan Rumah Bertingkat
Warga dekat lokasi Situs Budaya Ciung Wanara tidak boleh membangun rumah bertingkat. Konon, pemiliknya akan mengalami malapetaka apabila melanggarnya. Dari sakit hingga meninggal dunia.
Kebetulan atau nyata, sejumlah warga pernah mengalaminya. Orang yang memaksa mendirikan bangunan dua tingkat, mereka terkena musibah. Namun terlepas dari unsur mitos itu, makna dari larangan itu, sebagai manusia tidak boleh sombong. Pada dasarnya kedudukan manusia adalah sama. Hal yang membedakan adalah amal perbuatan.
Larangan Makan ikan Bebeong atau Baung
Cerita mitos dan pantangan berikutnya adalah warga Dusun Kedungcaung dan keturunannya tidak boleh makan ikan bebeong atau baung. Ikan itu biasanya ditemukan di Sungai Citanduy. Jika melanggar, orang itu akan kena petaka seperti gatal-gatal yang tak kunjung sembuh, sulit rezeki atau mendapat musibah.
“Jadi sudah turun temurun warga Kedungcaung dan keturunannya sejak dulu tidak pernah makan ikan bebeong,” ungkap Uus.
Larangan Menambah Bangunan ke Barat
Warga Karangkamulyan pun tidak boleh menambah bangunan ke bagian sebelah barat. Walau pun masih punya lahan yang kosong. Bila melaksanakan bangun ke sebelah barat, maka hidupnya akan terkena musibah.
“Ke arah lain boleh membangun menambah ruangan asal jangan ke sebelah barat,” ucap Uus.
Selain itu, ada beberapa cerita mitos dan pantangan lainnya dari Desa Karangkamulyan. Seperti Larangan menyatukan pematang sawah. Warga Karangkamulyan tidak boleh memelihara burung perkutut atau tikukur. Mitos mandi di Sumur Panyipuhan serta cerita mitos di Situs Ciung Wanara Karangkamulyan itu sendiri.
Percaya atau tidak, cerita mitos dan pantangan itu sudah ada dan berkembang. Warga Karangkamulyan mematuhi serta tetap melestarikannya. (Ayu/CN/Djavatoday)