Siswa SD Ciparay Ciamis Pergi ke Sekolah Naik Rakit Gegara Jembatan Gantung Rusak

0
70
Jembatan Gantung Rusak
Jembatan gantung di Cidolog Ciamis rusak. Akibatnya ratusan warga terisolasi , Foto: Istimewa

Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Jembatan Gantung rusak Dusun Gunungsari, Desa Ciparay, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, akibat terjangan luapan Sungai Ciseel. Akibatnya ratusan warga terisolir termasuk puluhan anak sekolah.

Pihak Pemerintah Desa Ciparay dan Kecamatan Cidolog pun berinisiatif memasang rakit untuk penanganan sementara. Tujuannya agar warga bisa kembali beraktivitas.

“Alhamdulillah rakit atau perahu sudah kita pasang. Masyarakat sudah bisa beraktivitas kembali hanya saja terbatas,” ujar Camat Cidolog Agus Yani, Jumat (11/11/2022).

Agus Yani mengatakan penggunaan rakit ini sifatnya terbatas. Sampai jembatan gantung yang rusak kembali mendapat perbaikan. Pihaknya menggunakan rakit untuk akses warga apabila volume air Sungai Ciseel normal.

“Jadi kalau tidak terlalu penting untuk keluar sebaiknya tidak kemana-mana. Melihat kondisi debet air, tidak memaksakan. Tapi masyarakat terbantu dengan adanya rakit,” katanya.

Masyarakat Dusun Gunungsari ini umumnya beraktivitas sekolah, berdagang dan bertani. Sehingga penggunaan rakit tersebut prioritas bagi masyarakat yang betul-betul membutuhkan untuk ke luar kampung.

“Kami melibatkan TNI-Polri untuk melakukan pemantauan aktivitas masyarakat di lokasi jembatan ambruk,” katanya.

Agus Yani pun akan berupaya untuk mengajukan perbaikan jembatan gantung rusak tersebut. Mengingat jembatan itu merupakan akses penting bagi masyarakat Dusun Gunungsari.

“Kami juga akan memberikan bantuan sembako untuk warga dan membuka Posko Kesehatan dari Puskesmas Cidolog untuk memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang terisolir,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala SDN 2 Ciparay Nelis Sunengsih mengatakan pihak sekolah menyediakan belajar daring untuk anak-anak yang terisolir akibat jembatan ambruk. Namun ternyata, sejumlah siswa berjumlah sekitar 20 orang sebagian ada yang memaksa untuk berangkat ke sekolah.

“Memang upaya kami melaksanakan belajar daring. Tapi ternyata anak-anak tetap ke sekolah ingin belajar tatap muka langsung. Mereka juga ingin bermain bersama teman-teman sekolahnya,” ungkapnya. (Ayu/CN/Djavatoday)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini