Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Gelaran Tradisi Budaya Nyangku Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (1/11/2021) berlangsung meriah. Meski digelar secara sederhana dan terbatas di tengah pulau Situ Lengkong Panjalu atau Nusa Gede.
Sejak dua tahun terakhir ini Nyangku berbeda dari sebelumnya akibat pandemi Covid-19. Tradisi ini berlangsung setiap setahun sekali bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Seperti sebelumnya, awal mulai tradisi dengan mengeluarkan pusaka peninggalan Raja Panjalu Prabu Borosngora. Kemudian mengaraknya menuju Situ Lengkong Panjalu lalu menyeberang ke Nusa Gede.
Acara pencucian benda pusaka ini menggunakan 9 mata air dari beberapa lokasi dan situs budaya lainnya. Pencucian secara simbolis untuk tiga benda pusaka. Salah satunya adalah pedang zulfikar milik Prabu Borosngora pemberian dari Saidina Ali.
Tradisi Budaya Nyangku ini sebagai salah satu upaya untuk memelihara tradisi warisan leluhur. Sekaligus untuk mengenang Raja Galuh terakhir sebagai penyebar agama Islam.
“Kita yang menjadi penerima warisan bertugas untuk memeliharanya dan melestarikan budaya ini. Mupusti bukan migusti sehingga terhindar dari prilaku syirik,” ujar Pandu Cakradinata dari Yayasan Borosngora.
Meski gelaran tahun ini sederhana dan terbatas, namun Tradisi Budaya Nyangku Panjalu ini tetap meriah dan antusias.
Bupati Ciamis Herdiat Sunarya menuturkan Nyangku merupakan warisan budaya leluhur Ciamis. Untuk itu ia mengajak kepada semua pihak untuk merawat, menjaga dan melestarikannya.
“Saya mengajak kepada warga Tatar Galuh untuk menjaga dan merawat warisan budaya Ciamis. Salah satunya tradisi Nyangku. Selain melakukan ziarah, tentunya menjadi daya tarik warga luar daerah untuk datang ke Ciamis,” katanya.
Herdiat menyampaikan saat ini ada 7 budaya di Ciamis yang masuk dalam WBTB atau warisan budaya tak benda. Yakni Tradisi Budaya Nyangku Panjalu, Ngikis, Merlawu, Misalin, Bebegig serta ronggeng gunung. (Ayu/CN/Djavatoday)