DJAVATODAY.COM, TRAVEL – Pariwisata berkelanjutan menjadi topik pembahasan yang hangat akhir-akhir ini. Semua orang membicarakannya baik di Blog, di Medsos, maupun melalui tawaran agen travel. Opini di internet pun memuat informasi tentang topik tersebut.
Beriringan dengan topik tersebut, ada masalah besar yang menyertainya. Diantaranya seperti permasalahan plastik yang menggelembung seperti gunung berapi yang hidup kembali setelah tidur panjang.
Manusia pada umumnya dan para traveler mulai memiliki kesadaran atas dampak negatif dari pariwisata. Tetapi mengapa pariwisata berkelanjutan menjadi penting?. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut kita perlu membicarakan terlebih dahulu, apa itu pariwisata berkelanjutan?.
Valerina Daniel, Ketua Tim Percepatan pembangunan pariwisata berkelanjutan mengatakan, pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang memperhatikan dampak terhadap lingkungan, budaya, sosial dan ekonomi. Bukan hanya untuk masa kini, melainkan untuk masa depan masyarakat lokal dan wisatawan.
Untuk mempermudah, saya akan membagi istilah pariwisata berkelanjutan menjadi tiga aspek yang tak terpisahkan, yaitu Kesejahteraan Manusia, Kesejahteraan Hewan, dan Pelestarian Alam. Agar pariwisata berjangka panjang, pariwisata harus mempertimbangkan ketiga aspek tersebut, tidak hanya satu atau dua saja karena seluruhnya saling mempengaruhi.
Sebelum lebih lanjut, pertama-tama, saya perlu memulainya dengan membahas tentang lingkaran dampak negatif yang diciptakan oleh industri pariwisata yang tidak berkelanjutan.
Lingkaran Negatif Pariwisata yang Tidak Berkelanjutan
Kita hidup dimana over tourisme telah menjadi masalah nyata, hewan disimpan dalam kandang untuk menghibur manusia dan kerusakan alam terjadi dimana-mana. Kehadiran industri pariwisata memperparah hal ini. Setiap hari.
Industri pariwisata mendatangkan begitu banyak pengunjung di suatu tempat, sehingga warga setempat harus terusir dari rumah mereka. Harga naik ke tingkat di mana warga tidak lagi mampu untuk hidup di kampung halamannya sendiri.
Lebih jauh, banyaknya wisatawan yang datang ke satu tempat di saat yang bersamaan, membuat pengelola wisata perlu membangun lebih banyak hotel untuk menampung mereka semua. Seringkali hal ini dilakukan oleh investor asing dan hanya sebagian kecil dari anggaran lokal.
Mereka menebang pohon dan membebaskan hektaran lahan untuk memperluas kawasan wisata dan melengkapi fasilitasnya. Dengan menebang pohon secara otomatis mereka telah menghilangkan habitat alami jutaan hewan.
Hewan menjadi terancam karena mereka kehilangan tempat tinggal. Mereka pun sulit menemukan makanan yang cukup. Di sinilah hewan mulai mendapatkan masalah depresi karena tidak memiliki kebebasan untuk berlari, berburu dan berinteraksi secara alami dengan spesies lain. Bahkan di beberapa kebun binatang, hewan-hewan sampai dianiaya agar menjadi jinak dan menderita akibat kekurangan gizi.
Hotel di tempat wisata membutuhkan sangat banyak air, seperti untuk mencuci handuk dan seprai dalam jumlah besar pada setiap hari. Hotel pun membutuhkan air yang banyak untuk menyirami area hijau mereka.
Mari kita ambil contoh sebuah Penelitian yang dilakukan oleh seorang mahasiswa UNPAS Bandung, Ike Triani pada 2018 tentang kebutuhan hotel terhadap air bersih. Penelitian itu menunjukan kebutuhan Hotel Padma terhadap air rata-rata sebanyak 368,7 m³/hari dan Hotel Intercontinental membutuhkan air rata-rata sebanyak 255,6
m³/hari.
Apabila diakumulasikan kedua hotel tersebut menghabiskan air sebanyak 624,3 m³/hari sama dengan 624,300 Liter/hari.
Katakanlah, setiap orang membutuhkan 2 liter air setiap hari. Itu artinya sebanyak 624.300 Liter bisa memenuhi kebutuhan 312.150 Warga.
Jangan salah paham. Hotel adalah salah satu sumber pendapatan daerah, tetapi kita perlu memikirkan betapa di luaran sana masih ada warga yang kekurangan air bersih untuk dikonsumsi setiap hari. Pada saat yang sama, industri pariwisata membuang air yang tak terbayangkan banyaknya.
Mengapa Pariwisata Berkelanjutan Penting?
Sekarang kamu telah mengetahui dampak dari pariwisata yang tidak berkelanjutan yang menimbulkan reaksi berupa rantai negatif pada penduduk setempat, hewan dan sumber daya alam.
Sekarang, mari kita melihat lebih dekat pada tiga bidang utama pariwisata berkelanjutan.
Kesejahteraan Manusia
Pertama, kita harus selalu menghormati adat dan tradisi setempat, kita harus bersikap sebagai pengunjung dan sejauh mungkin meninggalkan dampak negatif pada lingkungan yang dikunjungi.
Kita perlu menghormati penduduk setempat, termasuk menghormati agama, kebiasaan, dan cara hidup mereka. Mempelajari dasar-dasar tentang budaya dan aturan tidak tertulis di tempat tujuan wisata.
Sebagai contoh, baik untuk mengetahui cara berpakaian dengan hormat sebagai seorang pendatang. Penduduk setempat akan menghormati kamu ketika kamu menghormati mereka atas kebiasaan mereka.
Selain itu kita perlu mendukung ekonomi lokal, dengan cara membeli apapun selama berwisata. Dari usaha kecil lokal atau pedagang kaki lima adalah cara yang bagus untuk memastikan uang mengalir ke masyarakat. Seringkali, rantai ekonomi yang lebih besar dijalankan oleh pihak asing, dan uang yang besar malah dibawa keluar dari daerah wisata tersebut.
2.Kesejahteraan Hewan
Kesejahteraan hewan adalah segmen kedua dari pariwisata berkelanjutan. Sampai saat ini, hewan masih dimanfaatkan oleh manusia untuk mendapatkan uang dari wisatawan. Melakukan pariwisata berkelanjutan berarti tidak membayar jasa wisata yang membahayakan hewan.
Kekhawatiran lain tentang hewan adalah ketika mereka menjadi korban dari efek negatif dari keberadaan pariwisata. Jika kamu tinggal di resor besar yang dibangun di atas habitat alami hewan, kamu sebenarnya mendukung agar hewan kehilangan habitatnya dan pergi ke tempat lain atau terancam punah.
Pada akhirnya, hewan-hewan itu mungkin diselamatkan ke kebun binatang atau tempat perlindungan. Seringkali mereka dianiaya, kurang gizi atau hidup dengan kekurangan ruang untuk bergerak secara memadai. Ini adalah fenomena yang diketahui bahwa satwa liar, termasuk kehidupan laut, di penangkaran menderita depresi.
3. Pemeliharaan Alam
Pelestarian alam adalah bagian penting dari pariwisata berkelanjutan. Ketika kita berpikir tentang pelestarian alam, kita sering berpikir tentang cagar alam. Ini adalah bagian besar dan penting dari pelestarian alam. Namun, ada lebih dari itu. Situs warisan dunia perlu dilindungi untuk generasi mendatang.
Banyak tempat juga memiliki entri terbatas. Wisatawan yang datang dengan kelompok kecil memudahkan untuk mengontrol bahwa orang tidak pergi di mana mereka seharusnya tidak pergi dan mereka tidak menyentuh apa yang seharusnya tidak mereka sentuh.
Ada banyak cara Anda sebagai seorang traveler dapat berkontribusi untuk mengurangi limbah non-organik. Ada beberapa cara mudah untuk melestarikan alam. Salah satu cara sederhana adalah memastikan sampah kamu selalu masuk ke tempat sampah. Hindari penggunaan produk dengan kemasan yang sulit didaur ulang.
Mudah-mudahan, semakin banyak orang yang memiliki cara berwisata yang berbeda, yang berdampak positif pada tempat-tempat wisata di masa depan. Kita perlu mempelajari hal-hal baru yang mempengaruhi cara kita berwisata dan itulah cara sederhana melakukan perubahan.
Saya ingin tahu apa yang kamu lakukan untuk berkontribusi pada pariwisata berkelanjutan?