Istirahat yang cukup dapat menunjang kesehatan, namun dampak tidur terlalu lama ini perlu kamu waspadai. Memiliki jam tidur yang cukup merupakan kebutuhan mendasar dimana pikiran dan tubuh sehat terbentuk. Jika kebutuhan dasar ini terganggu, maka kesehatan akan ikut terganggu.
Gangguan kesehatan tak hanya disebabkan oleh kurang tidur. Dalam beberapa kasus, tidur terlalu lama juga memberi dampak buruk. Apabila kamu merasa kebanyakan tidur dan tidak memiliki minat pada aktivitas apapun, sebaiknya waspadai gejala hipersomnia.
Kebutuhan Tidur
Ahli Kesehatan Michael Breus berpendapat bahwa kebutuhan tidur manusia adalah 7,5 jam sehari. Saat kamu tidur, kamu akan melalui lima tahapan dengan durasi 90 menit pada setiap tahapnya. Tidur terlalu lama bisa menyebabkan kamu mudah lelah karena berhubungan dengan tahapan tersebut.
Secara medis, tidur lebih dari 8 jam dapat memicu diabetes hingga kematian dini. Tidak mampu menahan kantuk di siang hari juga merupakan gejala narkolepsi, dimana seseorang tertidur di luar jam tidur normal.
Tahapan Tidur
Secara umum, tahapan tidur terbagi ke dalam dua tipe: Rapid Eye Movement (REM) dan tidur non-REM. Ketika kamu tidur sepanjang malam, kamu bisa saja melalui tahapan ini selama beberapa kali.
Setiap memasuki siklus tahapan baru, durasi dari masing-masing tahap akan berlangsung lebih lama. Biasanya manusia mengalami tahapan tidur REM paling lama saat mendekati pagi hari.
Kenapa Jadi Lemas?
Badan lemas dan kelelahan bukan hanya karena tubuh kurang tidur, tapi juga disebabkan oleh tidur terlalu lama. Berdasarkan penelitian, kebanyakan tidur ternyata bisa mengakibatkan tubuh yang terasa lemas.
Saat terjadi penyimpangan pada pola tidur normal, ritme tubuh jadi terganggu. Kamu akan mudah merasa lelah sepanjang hari. Selain itu, kekebalan dan fungsi tubuh juga ikut terganggu.
Waktu tidur yang dibutuhkan setiap orang memang bervariasi berdasarkan umur, aktivitas, dan kebiasaan. Saat stres atau sakit, kamu mungkin membutuhkan tidur lebih banyak. Bila kamu merasa tidur terlalu lama, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Kondisi ini disebut hipersomnia dan sudah masuk kategori gangguan medis. (Dewi/Djavatoday)