Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis mengidentifikasi sembilan kecamatan sebagai wilayah rawan longsor dengan tingkat risiko tinggi dan sedang. Temuan ini berdasarkan dokumen kajian risiko bencana BPBD Ciamis periode 2022-2026. Sebanyak 27 desa di kecamatan tersebut dinyatakan berpotensi terdampak bencana tanah longsor, terutama selama musim hujan dengan intensitas tinggi.
Kecamatan Rawan Longsor di Ciamis
Di antara kecamatan yang rawan longsor di Ciamis, berikut rinciannya:
- Kecamatan Banjarsari: Desa Cicapar (risiko tinggi) dan Desa Ciulu (risiko sedang).
- Kecamatan Cidolog: Desa Jelegong (risiko sedang).
- Kecamatan Cihaurbeuti: Desa Cihaurbeuti dan Sukamaju (risiko tinggi); Padamulya, Pamokolan, Pasirtamiang, dan Sukamulya (risiko sedang).
- Kecamatan Cijeungjing: Desa Handapherang (risiko tinggi).
- Kecamatan Panawangan: 8 desa, yaitu Bangunjaya, Cinyasag, Gardujaya, Girilaya, Mekarbuana, Nagarajati, Natanegara, dan Sadapaingan (risiko sedang).
- Kecamatan Panumbangan: Desa Buanamekar, Kertaharja, Medanglayang, dan Panumbangan (risiko sedang).
- Kecamatan Rancah: Desa Giriharja, Janggalaharja, dan Patakaharja (risiko sedang).
- Kecamatan Sadananya: Desa Gunungsari (risiko tinggi).
- Kecamatan Tambaksari: Desa Karangpaningal (risiko sedang).
Kepala Pelaksana Harian BPBD Ciamis, Ani Supiani, menjelaskan bahwa tanah longsor kerap terjadi di daerah perbukitan akibat tingginya curah hujan. Untuk mengurangi risiko bencana, BPBD menggalakkan sejumlah langkah antisipasi, termasuk:
- Sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat.
- Mendorong Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPRP) untuk memperkuat tebing di daerah rawan longsor.
- Mengaktifkan kembali sistem peringatan dini berbasis masyarakat, seperti menggunakan Siskamling atau grup WhatsApp sebagai media komunikasi darurat.
“Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat curah hujan tinggi. Sistem komunikasi berbasis komunitas dapat menjadi langkah penting dalam penanganan darurat,” ujar Ani pada Rabu (11/12/2024).
BPBD juga mengeluarkan beberapa imbauan penting bagi warga yang tinggal di sekitar daerah rawan longsor:
- Hindari membangun rumah di lereng gunung atau di bawah tebing.
- Jangan membuat sawah atau kolam di atas lereng, yang dapat mempercepat keruntuhan tanah.
- Hindari penebangan pohon sembarangan untuk mencegah erosi.
- Lakukan reboisasi di lahan gundul untuk memperkuat struktur tanah.
- Buat terasering di lereng bukit guna mengurangi potensi longsor.
- Waspadai tanda-tanda longsor, seperti suara gemuruh, dan segera evakuasi jika diperlukan.
Meningkatkan Kesiapsiagaan
Ani menegaskan sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan dinas terkait menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana di kecamatan rawan longsor di Ciamis. Selain memberikan pelatihan, BPBD terus memantau wilayah berisiko tinggi untuk memastikan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Kewaspadaan masyarakat adalah fondasi dalam menciptakan lingkungan yang aman dari bencana. Dengan langkah antisipasi dan mitigasi yang terarah, kami optimistis risiko bencana tanah longsor dapat diminimalkan,” tutup Ani. (Ayu/CN/Djavatoday)